Pena Gie
Soe Hok Gie adalah nama yang tak lepas dari gerakan mahasiswa 1996. Tapi, dari semua tokoh Angkatan '66 yang namanya berkibar pada masa itu, Gie adalah yang paling menonjol. Padahal, dia bukanlah tokoh partai atau pemimpin organisasi mahasiswa yang aktif berdemonstrasi hingga Bung Karno jatuh.
Gie sebetulnya adalah orang di balik layar. Dia mendorong mahasiswa untuk mengambil sikap di tengah krisis politik lewat tulisan-tulisannya di media massa dan pidatonya di Radio UI, radio tempat dia kuliah.Tulisannya tajam dan kritis. Dia mengkritik para politikus busuk, koruptor, dan tokoh mahasiswa yang malah merapat ke kuasaan. Tulisannya mengusik kekuasaan. Seorang intelijen tentara pernah mengancam Sinar Harapan agar tidak memuat tulisan Gie. Bahkan, Gie pernah diserempet Mobil sebagai "peringatan kecil" untuknya.
Pena adalah senjata Gie. Bahkan, catatan hariannya yang terangkum dalam buku Catatan Seorang Demonstran (1983) masih terus dicetak dan dibaca oleh para aktivis mahasiswa hingga sekarang.
Tulisan - tulisan yang belum pernah dipublikasikan itu ternyata tersimpan di antara tumpukan dokumen milik Yosep Adi Prasetyo. Ketua Dewan Pers yang akrab disappointed Stanley it mendapatkan naskah-naskah itu dari Arief Budiman, kakak kandung Gie. Sebagian dokumen itu, yang merupakan koleksi artikel Gie di berbagai media massa, telah terbit dalam buku Zaman Peralihan (1995). Tapi, ada sejumlah surat Gie kepada sahabat dan kekasihnya yang belum pernah dibuka.
Soe Hok-Gie lahir pada 17 Desember 1942 dan meninggal dalam pendakian di Mahameru, puncak Semeru, pada 16 Desember 1969. Banyak cara untuk mengenangnya.
Comments
Post a Comment